Terjerembab dalam kekeliruan, sesat pikir, dan kesalahan dalam berlogika. Entah apa yang tersisa dalam perasaan ini. Apakah masih tentang kubangan masa lalu. Terlalu dungu untuk mengakuinya.
Jika ruang dan waktu tidak memberiku harapan. Entah kapan dan dimana jiwaku akan kembali membara. Kerinduan akan gelora makin membahana, namun yang terpikirkan hanyalah memoles berhala yang telah usang. Untuk siapa? Agar apa? Harusnya aku hancurkan begitu aku menyadarinya.
Kini hanya tentang jalan. Tiada remah remah roti yang kutinggalkan untuk jalan pulang. Terlampau jauh, luruh untuk kembali kusentuh.
Aku akan menjemputmu, dengan keluh dan peluh yang telah ku usap dengan rindu. Kelak nanti kau hanya harus berbahagia. Sayang… Berilah aku angin untuk menuntun rasa ini pada samudera yang akan membawa kita berpetualang.
"Kini hanya tentang jalan. Tiada remah remah roti yang kutinggalkan untuk jalan pulang."
Wahyu Rizkya